Buku ini berisi kisah nyata seorang anak yang lahir bersamaan dengan Pemberontakan PRRI. Ia menjadi bayi gerilya sejak usia satu hari. Kerabatnya tak lepas dari peristiwa 65. Ia menjadi aktivis di ITB pada era orde baru
Berawal dari sebuah mimpi sederhana
Rumah bukan tentang tumpukkan batu bata yang dipoles semen. Rumah adalah tentang dimana hati kita berada. Tentang saksi setiap cerita bertumbuh, merasa ingin pergi sekaligus ingin kembali.
Mayang: Napasku memburu. Bayangan Nugie mati di tanganku mulai berputar. Bagaimana aku bisa membunuh dia? Aku tumbuh besar bersamanya. Aku mencintainya. Nugie: Joya terus menatapku. Kutatap dia jauh lebih dalam, bila perlu sampai menembus hatinya. Biar aku bisa menetap di sana. Ya, aku harus bisa menguasai Joya. Joya: Kubakar ujung lintingan yang lebih besar, kuisap dalam-dalam asap or…
A cacophonous poem of democracy and greed, like the streets of New York themselves. —John Vernon, Los Angeles Times This highly original work reads like the reminiscences of a raconteur who knew everyone, was there in the midst of it all himself, and, even when telling stories of the deadliest dives on the Bowery, makes you wish you had been there too. —Michelle E. Hammer, Newsday I…